BUDAYA TARIAN LOKAL
TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
Tarian
Daerah
Muhammad
Ikbar Adani
50420852
Universitas
Gunadarma
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang
memiliki berbagai macam suku dengan ciri khas yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, Indonesia mempunyai berbagai budaya yang berbeda-beda juga, salah satunya
adalah tari tradisional.
Tari tradisional adalah sebuah tata cara
menari atau menyelenggarakan tarian yang dilakukan oleh sebuah komunitas etnik
secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Menari adalah
sebuah ungkapan gerak emosional dengan pola gerak tubuh yang ekspresif dan
komunikatif (Hidajat, 2005).
Tarian tradisional merupakan bentuk dari
sebuah kesenian budaya yang harus dilestarikan dan diperkenalkan sejak dini.
Tarian sendiri memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Tari
dalam kehidupan masyarakat tradisional memiliki fungsi yaitu untuk keperluan
upacara, pertunjukan atau ritual tertentu.
1.2.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan tari tradisional?
b.
Tarian daerah apa sajakah yang berasal dari dari daerah ku?
1.3.
Tujuan dan Manfaat
a.
Mengetahui dan mempelajari tentang tari tradisional
b.
Mengetahui tari tradisional yang berasal dari daerah ku
2.
Landasan Teori
Seni tari adalah seni yang mengekspresikan
nilai batin melalui gerak yang indah dari tubuh/fisik dan mimik. Seni tari
secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain
itu, seni tari memiliki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu.
Tari tradisional adalah tarian yang
berkembang dan dilestarikan secara turun -temurun di suatu daerah tertentu.
Tarian ini biasanya memiliki berbagai ciri khas yang menonjolkan falsafah,
budaya dan kearifan lokal setempat di mana tarian tersebut berkembang. Tari
tradisional biasanya mengandung nilai filosofi, simbolis, dan religius.
2.2.1. Tari Godeg Ayu
Tari Godeg Ayu merupakan tari kreasi baru
yang berpedoman pada kesenian Topeng asli Cisalak. Koreografernya adalah
Wulandari S.Sn. dari Sanggar Tari Ayodya Pala. Tarian ini menggambarkan
berbagai perubahan dalam kehidupan seorang gadis yang menginjak usia dewasa.
Dalam upaya pencarian jati diri, mereka tak lepas dari kodratnya sebagai
perempuan muda dengan segala problematikanya. Keceriaan masa muda, harapan
membuncah, dan semangat untuk menggapai cita-cita yang seringkali diselingi
masalah cinta. Konflik dan dilema yang menjadi tantangan dalam kehidupannya
sebagai seorang perempuan muda, disikapi dengan semangat serta sikap optimis.
Konsep ini kemudian direpresentasikan dalam rangkaian gerakan tari yang lincah
dan penuh semangat dengan tempo cepat di beberapa bagian. Gerakannya memadukan
gerak tari Betawi dan Sunda, begitu juga musik pengiringnya yang terdengar agak
berbeda. Tarian ini dibawakan secara berkelompok dengan jumlah penari yang
bervariasi.
2.3.1. Tari Piring
Tari piring adalah tarian adat yang
berasal dari Minangkabau, tepatnya dari Solok, Sumatera barat. Diperkirakan
tarian ini telah ada sejak 800 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, tarian ini
dilakukan sebagai ritual ucapan syukur kepada para dewa atas berkah hasil panen
yang melimpah. Namun, pada abad ke 14 saat agama Islam masuk ke Minangkabau
mulai berubah. Sejak saat itulah tarian tidak lagi digunakan untuk
dipersembahkan kepada dewa, namun hanya sebagai hiburan bagi masyarakat saja.
Di dalam pertunjukan tari piring, penari menggenggam dua piring menggunakan
telapak tangan. Hal ini mempunyai makna sebagai simbol yang ditujukan kepada
Tuhan. Selain itu, tari tersebut menjadi wujud rasa syukur yang dipanjatkan
kepada Tuhan.
Tari payung ialah jenis tarian tradisional
yang dilakukan penari berjumlah genap. Penari terdiri atas tiga pasangan.
Tarian ini mulai dikenal dan diawali oleh Siti Agam yang berasal dari Bukit
Tinggi. Berdasarkan asal usulnya, tarian payung merupakan tari tradisional yang
diciptakan untuk menggambarkan cinta dan kasih sayang. Tari ini melambangkan
pergaulan muda-mudi yang secara naratif menceritakan sepasang remaja yang
bertamasya. Makna tari payung dapat diartikan lebih luas, yaitu sebagai wujud
perlindungan dan kasih sayang seorang suami terhadap istri dalam membina
kehidupan rumah tangga agar senantiasa hidup bahagia dan sejahtera
Tari indang merupakan kesenian tari yang sangat kental dengan pengaruh kebudayaan Islam di Minangkabau serta menifestasi budaya mendidik melalui surau. Tarian ini tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Minang di wilayah Pariaman sebagai penggambaran kedatangan agama Islam di Sumatera Barat sekitar abad ke-13. Tarian ini memiliki fungsi sebagai media dakwah yang mengundang beberapa elemen pendukung yang bernafaskan budaya agama Islam. Kesenian ini sering dipertunjukkan bersama iringan solawat Nabi atau syair yang mengajarkan nilai ke Islaman. Jadi, tidak mengherankan pada masa lalu tari indang lebih sering ditampilkan di surau atau masjid. Hingga saat ini, sebagian nagari di tanah Minang masih sering menampilkan tarian ini dalam upacara tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rasulullah SAW yang diadakan setiap tanggal 10 Muharram.
2.3.4. Tari Lilin
Berdasarkan catatan sejarah yang beredar di masyarakat Sumatera Barat tentang asal-usul tari lilin ini adalah menceritakan seorang gadis yang telah ditinggal pergi tunangan atau kekasihnya untuk mencari harta. Selama ia ditinggalkan tunangannya tersebut, gadis ini telah kehilangan cincin tanda pertunangan yang telah diberikan. Gadis tersebut kemudian mencari-cari cincin tersebut hingga larut malam dengan menggunakan penerangan berupa lilin yang ditempatkan di atas piring kecil. Dari hasil gerak tubuh yang gemulai, membungkuk, dan gerakan berdoa akhirnya melahirkan sebuah gerakan tari yang sangat indah sama dengan keunikan gerak tarian lain di daerah Indonesia yakni tari lilin. Tarian ini pada saat pementasannya difungsikan sebagai tarian ungkapan rasa syukur kepada dewa ketika musim panen datang dengan hasil yang melimpah. Akan tetapi dengan seiring perkembangan zaman, fungsi dari tarian ini menjadi berubah menjadi hiburan bagi masyarakat.
3. Penutup
3.1. Kesimpulan
Indonesia adalah negara kepulauan yang
memiliki berbagai macam suku dengan ciri khas yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, Indonesia mempunyai berbagai budaya yang berbeda-beda juga, salah satunya
adalah tari tradisional.
Tari tradisional adalah tari yang telah
melalui perjalanan panjang dalam perkembangannya dan senantiasa berpikir pada
pola-pola yang telah mentradisi. Fungsi tari tradisional yang pada awalnya
sebagai gerakan ritual dan upacara keagamaan pada suatu daerah telah berubah
menjadi sarana hiburan bagi seluruh masyarakat.
3.2. Daftar Pustaka
https://indolinear.com/mengenal-tiga-tarian-khas-kota-depok.html
http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/godeg-ayu--seni-tari?lang=id
https://www.ical.my.id/2020/10/pengertian-dan-gerakan-tari-topeng.html
https://depicta.depok.go.id/?page_id=1090
http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=844
http://www.ragamseni.com/9-tarian-tradisional-dari-sumatera-barat-yang-harus-dipertahankan/
https://cimacnoticias.com/tari-piring/#Pengertian_Tari_Piring
https://rimbakita.com/tari-piring/#Fungsi_Tari_Piring
https://rimbakita.com/tari-payung/#Makna_Filosofi
https://ilmunik.com/tari-indang/#Fungsi_Dan_Makna_Tari
https://ilmunik.com/tari-lilin/
https://seringjalan.com/asal-usul-dan-sejarah-tari-randai/
https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/tari-randai
https://serupa.id/tari-tradisional/#Pengertian_Tari_Tradisional
https://www.academia.edu/22635181/MAKALAH_SENI_TARI_Disusun_untuk_memenuhi_tugas_remedial_Seni_Budaya_Disusun_oleh_SMA_NEGERI_1_SUMEDANG